gelombang biru yang kutidurkan di matamu
telah menjelma risau pisau sunyi meracau
malam patah menyerah dalam labirin tak berujung
terjebak mimpi beribu obsessi menikung tak kunjung larung
enam kali rembulan sabit mati di ujung langit
amarah yang bangkit menggigit jiwa ragaku terpingit
telah menjelma risau pisau sunyi meracau
malam patah menyerah dalam labirin tak berujung
terjebak mimpi beribu obsessi menikung tak kunjung larung
enam kali rembulan sabit mati di ujung langit
amarah yang bangkit menggigit jiwa ragaku terpingit
perih kian mengiris malam menatah rintih
kian lunglai tungkai menongkat asa letih tertatih
tikaman sepi paling belati di ulu hati
sempurnakan pahitnya empedu rindu
aku...
serasa jatuh dalam lenguh tanpa keluh
terbunuh jauh
kian lunglai tungkai menongkat asa letih tertatih
tikaman sepi paling belati di ulu hati
sempurnakan pahitnya empedu rindu
aku...
serasa jatuh dalam lenguh tanpa keluh
terbunuh jauh
Aaah...betapa aku benci sepi ini
Sintang, 052012
Wan Suwandy
Tidak ada komentar:
Posting Komentar